Mimpi atau Realistis?
Mimpi
memiliki artian yang sangat banyak, bagi saya mimpi itu bisa diibaratkan sebagai
cita-cita. Mimpi inilah yang pasti dimiliki oleh semua orang, mereka
mendapatkan mimpi ini sejak mereka masih kecil dan akan berkembang pada saat ia
tua kelak. Mindset kita pada saat
masih kecil biasanya mempunyai cita-cita dikarenakan melihat sosok yang kita
kagumi, dan secara tidak langsung terobsesi ingin seperti mereka. Misalkan kita
ingin jadi tentara karena betapa hebatnya suatu film perang dimana pahlawannnya
yang menampilkan aksi yang luar biasa, ingin menjadi penyanyi karena ingin
suatu saat tampil dengan penyanyi yang diimpikan, dan mimpi saya pun pada saat
itu ingin menjadi presiden karena saya mengangggapnya itu merupakan hal yang
keren, perasaan saya sangat luar biasa menjawab seperti itu ketika seseorang
yang bertanya kelak sudah besar mau jadi apa.
Bisa disimpulkan pada saat waktu itu,
orang-orang mempunyai mimpi kelak ingin menjadi apa, namun dengan alasan yang
tidak kuat. Alasan yang masih belum tetap, bahkan pada saat saya masih kecil
mimpi saya kelak sudah besar selalu berubah, ketika saya melihat beberapa sosok
yang saya kagumi dan saya anggap dia keren bukan karena saya terinspirasi oleh
sosok tersebut. Hal yang saya alami ini pun juga terjadi oleh beberapa orang,
dan mungkin banyak yang mengalami ini
pada saat itu. Namun terkadang mimpi itu juga yang jadi pedoman mereka untuk
menyongsong masa depan. Tapi pada akhirnya kita semua mengerti arti dari mimpi
tersebut, dan banyak orang yang berfikir realistis akan mimpi mereka di masa
depan.
Kenapa
saya mengatakan mimpi bisa diibaratkan seperti cita-cita? Dan apa hubungannya?
Untuk tiap orang, mimpi mempunyai makna yang berbeda bagi mereka. Bagi saya
cita-cita merupakan sebuah mimpi yang sulit diraih, dan tidak mudah didapatkan.
Banyak rintangan yang harus dilewati. Dibutuhkan effort yang besar beserta beberapa pengorbanan untuk
mencapainya. Bahkan persaingan pun menjadi kendala. Karena hal itu banyak yang
beranggapan bahwa cita-cita hanya mimpi belaka, hal yang mustahil diraih, dan
pada akhir perjalanannya mereka akan bertemu pada titik yang biasa kita sebut
“PUTUS ASA”.
Dengan bertambahnya usia dan semakin tinggi jenjang
pendidikan kita raih, maka pola pikir manusia pun akan berubah menjadi lebih
dewasa. Orang-orang sudah mulai berpikir bahwa mimpi dimasa depan sudah berbeda
dengan apa yang kita pahami dulu.
Kebingungan
ini biasanya menghampiri banyak orang pada saat di tingkat sma, terutama saat
ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius yaitu ke tingkat perguruan
tinggi. Di tahap ini kegelisahan menghampiri banyak orang termasuk saya.
Gelisah apakah pilihan yang saya ambil memang sudah dijalan yang benar.
Kegelisahan ini muncul karena ketakutan bahwa di masa depan kelak, kita mungkin
akan kecewa bahwa jalan yang kita sudah putuskan tidak sesuai dengan passion kita. Pada tahap ini cita-cita dan mimpi bisa
sangat memotivasi akan tetapi pada tahap ini pula kita sudah berfikir
realistis, dan kita akan mulai mencari apa kemampuan kita sehingga kita bisa
mengira-ngira apakah jalan yang kita ambil memang cocok dengan kemampuan kita.
Kelak
didalam perjalanan, kita akan dihadapkan oleh banyak pertanyaan yang akan
membuat kita bingung akan jadi apa kita di masa depan nanti? Dimana kita
dihadapkan oleh dua pilihan yaitu mengejar mimpi yang sudah kita tanamkan sejak
lama atau berpikir realitis untuk bertahan hidup. Banyak
orang yang memilih berpikir realistis akan mimpinya itu, termasuk juga saya. Namun
bagi saya pola pikir kita harus diubah, berpikir realistis bukan berarti kita
putus asa. Berpikir realistis bukan berarti juga kita tidak bergerak maju dan
kehilangan arah. Karena orang yang tidak dapat meraih cita-cita di masa
kecilnya bukan berarti akan gagal dimasa depan, akan ada jalan lain dan pasti
ada kesempatan lain untuk membuat masa depan kita menjadi apa yang kita
inginkan, jadi jangan mudah berputus asa karena seiring berjalanan waktu apa
yang kita cita-citakan dimasa lalu sering berubah saat kita sudah bertambah
usia.
Dari
paparan yang panjang diatas bisa disimpulkan bahwa hal-hal yang menghampiri
banyak orang tersebut merupakan hal yang menghampiri saya. Saya mempunyai mimpi
pada saat saya masih kecil, dan ketika umur saya bertambah begitu juga dengan pendidikan saya dapatkan, begitu
banyak permasalahan yang menghampiri saya. Pilihan yang saya ambil sekarang ini
pun bahkan masih membuat saya berpikir apakah jalan yang saya ambil sudah
benar. Bahkan terkadang saya suka berpikir mungkin saya mengambil jalan yang
salah, dan rasanya ingin putus asa. Saya merasa kehilangan arah, disini mimpi
saya mulai berubah, dan mulai berpikir realistis. Namun yang harus kita lakukan
pada saat ini menurut saya adalah Let it
flow. Jalani apa yang ada didepan mata kita, jalani apa yang sudah kita
jalankan. Meskipun mimpi kita akan selalu berubah seiring berjalannya waktu, dan
mimpi itu sangat sulit untuk diraih jadikanlah mimpi tersebut menjadi acuan
sehingga kita tidak bingung dalam menentukan tujuan hidup. Tetap percaya pada
mimpi, janganlah berhenti bermimpi, jangan biarkan cita-citamu hancur, kita
harus tetap gantung cita-cita setinggi mungkin, seperti kata pepatah “Semua berawal dari mimpi”.
Mimpiku
adalah menjadi pengusaha, kelak akan saya buat lapangan kerja yang banyak untuk
semua orang agar meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ditambah juga dengan
mimpiku bersama orangtuaku dan orang-orang yang aku sayangi. Kelak apa yang
kita harapkan akan tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Tapi saya
yakin tuhan pasti akan memberikan jalan yang terbaik untuk menggapai mimpiku
dan mimpi-mimpi semua orang. Jadi tanamkan mimpimu itu, rawat dengan baik
meskipun banyak rintangan. Dan insya allah benih yang kita tanam akan
membuahkan hasil yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar