(Prasangka, Diskriminasi, etnosentrisme )
Walaupun keberadaan etnis Papua di Indonesia
sudah lama sejak pepera 1969, namun keberadaan mereka sebagai bagian dari
bangsa Indonesia masih menyisakan banyak permasalahan diskriminasi rasial
antara lain dalam hal perlakuan status derajat di Negara Republik Indonesia .
Permasalahan sebagian etnis Papua yang diperlakukan sebagai yang terkebelakang
(tanpa memberi kesamaan derajat). Permasalahan Etnis Papua Yang Diperlakukan
Sebagai Warga yang terkebelakang (tak berderajat)
Selain permasalahan ketidak samaan derajat,
praktek diskriminasi rasial terhadap kelompok etnis Papua di Indonesia adalah
permasalahan masih adanya kelompok etnis Papua yang diperlakukan sebagai orang
takberderajat
Saat ini, semakin banyak kerusuhan terjadi di
kota besar. Seperti kerusuhan saat demonstrasi ataupun tawuran pelajar. Semua
itu tidak memiliki manfaat karena merugikan semua pihak yang terlibat. Semua
kerusuhan hanya untuk mendapatkan hak diri sendiri tanpa mementingkan hak orang
banyak ataupun semacam gengsi seperti yang terjadi pada tawuran pelajar. Semua
permasalahn diatas merupakan contoh pertentangan sosial yang hidup di
masyarakat kita.
Pertentangan sosial merupakan suatu penyimpangan yang biasanya didasari oleh kesalah pahaman. Pertentangan sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari sebagai contohnya : tawuran, peperangan antar suku dan juga kekerasan dalam rumah tangga semua , semua itu hanya ingin memuaskan keegoisan masing-masing yang ingin memenangkan dirinya sendiri.
Biasanya, pertentangan sosial diawali oleh konflik yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat yaitu :
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3. Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma antar kelompok. Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Pada beberapa konfilk
terjadi diakibatkan oleh diskriminasi atau etnosentisme yang teradi pada salah
satu pihak. Diskriminasi merupakan kepada pelayanan yang tidak adil terhadap
individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang
diwakili oleh individu tersebut yang disebabkan karena kecenderungan manusia
untuk membeda-bedakan yang lain. Sedangkanetnosentris terjadi jika
masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur dengan
kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan etnosentrisme seraya
menuturkan, “Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme,
yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan
kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk
penilaian.
Sejujurnya, segala pertentangan
di masyarakat itu lumrah terjadi. Itu disebabkan oleh perbedaan pendapat atau
pikiran. Namun, jika masing-masing masyarakat mampu memahami perbedaan antar
masyarakat, hal tersebut menjadi sesuatu yang positif karena menambah pengalaman
dan pergaulan. Apalagi jika masyarakat berada di tempat baru dengan suasana dan
pola pikir masyarakatnya yang berbeda. Namun karena manusia sebagai makhluk
sosial, mereka seharusnya dapat menesuaikan segala keadan tersebut. Hal ini
termasuk dalam integrasi sosial.
Integrasi Sosial merupakan
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu
kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras,
etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
Sedangkan integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Sedangkan integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Berdasarkan pernyataan diatas,
dapat disimpulkan pertentangan masyarakat diakibatkan oleh konflik yang tidak
dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Sedangkan konflik tersebut muncul
akibat adanya diskriminasi dan etnosentralis yang dikabibatkan adanya perbedaan
dalam masyarakat kita. Jika perbedaan tersebut dapat kita pahami dan dimaklumi
segala konflik di masyarakat dapat dikurangi.
Daftar pustaka
http://suarabaptis.blogspot.co.id/2011/02/segala-bentuk-diskriminasi-rasial-di.html
0 komentar:
Posting Komentar