Blogger templates

Pages

Rabu, 30 Desember 2015

Perbedaan Ras di Papua




(Prasangka, Diskriminasi, etnosentrisme )
Walaupun keberadaan etnis Papua di Indonesia sudah lama sejak pepera 1969, namun keberadaan mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia masih menyisakan banyak permasalahan diskriminasi rasial antara lain dalam hal perlakuan status derajat di Negara Republik Indonesia . Permasalahan sebagian etnis Papua yang diperlakukan sebagai yang terkebelakang (tanpa memberi kesamaan derajat). Permasalahan Etnis Papua Yang Diperlakukan Sebagai Warga yang terkebelakang (tak berderajat)


Selain permasalahan ketidak samaan derajat, praktek diskriminasi rasial terhadap kelompok etnis Papua di Indonesia adalah permasalahan masih adanya kelompok etnis Papua yang diperlakukan sebagai orang takberderajat

Saat ini, semakin banyak kerusuhan terjadi di kota besar. Seperti kerusuhan saat demonstrasi ataupun tawuran pelajar. Semua itu tidak memiliki manfaat karena merugikan semua pihak yang terlibat. Semua kerusuhan hanya untuk mendapatkan hak diri sendiri tanpa mementingkan hak orang banyak ataupun semacam gengsi seperti yang terjadi pada tawuran pelajar. Semua permasalahn diatas merupakan contoh pertentangan sosial yang hidup di masyarakat kita.

Pertentangan sosial merupakan suatu penyimpangan yang biasanya didasari oleh kesalah pahaman. Pertentangan sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari sebagai contohnya : tawuran, peperangan antar suku dan juga kekerasan dalam rumah tangga semua , semua itu hanya ingin memuaskan keegoisan masing-masing yang ingin memenangkan dirinya sendiri.

Biasanya, pertentangan sosial diawali oleh konflik yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan.  Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat yaitu :

1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3. Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma antar kelompok. Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.

Pada beberapa konfilk terjadi diakibatkan oleh diskriminasi atau etnosentisme yang teradi pada salah satu pihak. Diskriminasi merupakan kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut yang disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Sedangkanetnosentris terjadi jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur dengan kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan etnosentrisme seraya menuturkan, “Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk penilaian.

Sejujurnya, segala pertentangan di masyarakat itu lumrah terjadi. Itu disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pikiran. Namun, jika masing-masing masyarakat mampu memahami perbedaan antar masyarakat, hal tersebut menjadi sesuatu yang positif karena menambah pengalaman dan pergaulan. Apalagi jika masyarakat berada di tempat baru dengan suasana dan pola pikir masyarakatnya yang berbeda. Namun karena manusia sebagai makhluk sosial, mereka seharusnya dapat menesuaikan segala keadan tersebut. Hal ini termasuk dalam integrasi sosial.

Integrasi Sosial merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
Sedangkan integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan pertentangan masyarakat diakibatkan oleh konflik yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Sedangkan konflik tersebut muncul akibat adanya diskriminasi dan etnosentralis yang dikabibatkan adanya perbedaan dalam masyarakat kita. Jika perbedaan tersebut dapat kita pahami dan dimaklumi segala konflik di masyarakat dapat dikurangi.

Daftar pustaka
http://suarabaptis.blogspot.co.id/2011/02/segala-bentuk-diskriminasi-rasial-di.html



0 komentar:

Posting Komentar